Rabu, 09 Juni 2010

ANAK DAN SEKOLAH


Pernahkan kalian mendengar kata-kata “underachiever” ?? underachiever menunjuk pada seseorang yang memperoleh prestasi di bawah kemampuan intelektual yang ia miliki. Mencapai prestasi yang lebih rendah tidak disebabkan oleh factor intelektual, saat ini banyak anggapan bahwa prestasi yang rendah disebabkan oleh apa yang disebut ketakutan akan gagal (Hermans, 1971). Hermans mengungkapkan bahwa ketakutan akan gagal murid zaman sekarang mungkin berhubungan dengan situasi pengajaran, tetapi juga dengan situasi hidup keseluruhan. Makin lama makin sulit untuk mengerti kemampuan sendiri dalam hubungan pengajaran dan pendidikan. Hal ini sebagian disebabkan karena murid makin dihadapkan dengan kemungkinan yang lebih banyak di dalam maupun di luar situasi pengajaran. Ketakutan untuk gagal ini disebabkan oleh keraguan total, yang menyebabkan kapasitas intelektual tidak dapat sepenuhnya bekerja.


Menurut observasi Haditono, masalah underachiever di Indonesia disebabkan oleh suatu kombinasi beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah kurangnya fasilitas belajar di sekolah, terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia, maupun fasilitas di rumah. Faktor yang kedua, kurangnya stimulasi mental dari orang tua di rumah. Hal ini terutama pada orang tua yang tidak berpendidikan hingga mereka tidak mengerti bagaimana cara mambantu anak-anak mereka supaya lebih berhasil dalam pendidikannya di sekolah. Faktor ketiga adalah keadaan gizi yang didapat anak.


Kombinasi faktor-faktor ini ditambah dengan keadaan lain yang kurang menguntungkan seperti perubahan sistem pelajaran yang berkali-kali dalam menemukan sistem mana yang paling baik, hingga bila para pengajar sendiri belum merasa mantap dalam menerapkan system yang baru tersebut. Semuanya ini memberikan dampak pada prestasi murid dan ikut menyebabkan terjadinya underachiever atau prestasi di bawah normal.


Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah hendaknya semakin peduli terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah, melengkapi berbagai fasilitas, memperbaikai kerusakan fasilitas sekolah dan memberikan anggaran dana yang cukup bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah pelosok agar anak-anak yang tinggal di daerah pelosok juga dapat merasakan fasilitas sekolah yang lengkap seperti yang dirasakan anak-anak yang berada di kota. Bila anak-anak di pelosok tersebut tidak dapat merasakan fasilitas sekolah dan tidak dapat mengembangkan potensinya, lalu bagaimana daerah pelosok tersebut dapat berkembang??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar